LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ini disetujui dan disahkan sebagai salah
satu syarat untuk mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas pada SMP Negeri 2
Pangkah Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
SUKMA HERU, S.Pd RETNO
HANDAYANI, S.Pd
NIP. 19680424 200701 2 015 NIP. 19690615 200701 2
023
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Pangkah
SUGIARTO, S.Pd
NIP. 19570914
198601 1 002
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul
Perjalanan Study Tour Jogjakarta ini dapat diselesaikan sesuai
rencana.
Karya tulis sederhana ini kami susun dalam rangka
memenuhi tugas Semester Genap kelas VIII. Dalam penyelesaian karya tulis ini,
penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Sugiarto, S.Pd selaku Kepala sekolah SMP Negeri 2 Pangkah yang telah mendukung dan merestui karya tulis sederhana ini,
- Ibu Sukma Heru, S.Pd. dan Ibu Retno handayani, S.Pd selaku guru pembimbing dalam menyelesaikan karya tulis ini,
- Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan bantuan material dalam pembuatan karya tulis ini, serta
- Teman-teman kelas VIII dan pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut mendukung kami dan memberi motivasi kepada kami.
Semoga
karya tulis yang berjudul Perjalanan Study Tour Yogyakarta
memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya
serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam
membangun bangsa Indonesia tercinta ini.
Penusupan,
Januari 2017
Penulis
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1.
Bercita-cita dan
berusaha mewujudkannya adalah ciri orang yang sukses.
2.
Tuntulah ilmu
sampai ke negeri Cina.
3.
Menjadi pelajar
tidak hanya harus pintar, tetapi juga berbudi pekerti luhur.
4.
Kita bisa ketika
kita peracya dan berpikir jika kita bisa seiring dengan konsistensi usaha.
5.
Siapa yang
bersungguh-sungguh, ia lah yang akan menang.
6.
Nilai prestasi
adalah keseluruhan pribadi yang cerdas dan beretika.
7.
Kesuksesan itu bukan
ditunggu, tetapi diwujudkan lewat usaha dan kegigihan.
8.
Ilmu yang
bermanfaatlah adalah ilmu yang dibagikan untuk kemaslahatan orang banyak.
Persembahan
ini saya tujukan kepada
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan karunianya
2. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberi doa restu
3. Bapak Sugiarto, S. Pd selaku Kepala SMP N 2 Pangkah
4. Ibu Sukma Heru, S.Pd. dan Ibu Retno Handayani, S.Pd selaku Pembimbing
5. Para pembimbing dan guru-guru kami
6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku
2. Kedua orang tua dan keluarga yang senantiasa memberi doa restu
3. Bapak Sugiarto, S. Pd selaku Kepala SMP N 2 Pangkah
4. Ibu Sukma Heru, S.Pd. dan Ibu Retno Handayani, S.Pd selaku Pembimbing
5. Para pembimbing dan guru-guru kami
6. Teman-teman dan sahabat-sahabatku
Daftar Isi
LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................................
I
KATA
PENGANTAR ............................................................................................
II
MOTTO
DAN PERSEMBAHAN.............................................................................
III
DAFTAR
ISI ............................................................................................................
IV
BAB
I PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
1.1
Latar Belakang ..........................................................................................................
1
1.2
Tujuan Kegiatan ................................................................................................
…… 1
BAB
II OBJEK-OBJEK YANG DIKUNJUNGI ..........................................................
2
2.1
Borobudur .................................................................................................................
2
2.2
Museum Dirgantara ...................................................................................................
4
2.3
Taman Pintar................................................................................................................
6
2.4
Malioboro ..................................................................................................................
10
BAB
III PENUTUP .........................................................................................................
13
3.1
Kesimpulan ...............................................................................................................
13
3.2
Saran ..........................................................................................................................
13
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………………….14
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang kegiatan
Proses belajar bagi siswa tidak hanya dilakukan didalam
kelas saja tetapi dapat juga di luar kelas. Dan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita terhadap sesuatu yang belum kita ketahui maka perlu di
adakannya kunjungan ke objek-objek peninggalan bersejarah.
1.2 Tujuan kegiatan
Tujuannya untuk melihat secara langsung benda-benda atau
bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi kekayaaan dan mengetahui
sejarah-sejarahnya dan juga untuk mengetahui ragam budaya yang ada di
sekeliling kita dan melihat salah satu keajaiban dunia yang ada di wilayah
Republik Indonesia, sehingga timbul rasa memiliki untuk menjaga dari kerusakan
dan melestarikannya.Dan menambah wawasan.
BAB II
Objek-objek Yang Dikunjungi
2.1 Borobudur
Borobudur
adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa
Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat
daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat
laut Yogyakarta. Terletak sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut dari Kota
Yogyakarta, Borobudur terletak di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua
pasang gunung kembar; Gunung Sundoro-Sumbingdi sebelah barat laut dan
Merbabu-Merapi di sebelah timur laut, di sebelah utaranya terdapat bukit Tidar,
lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan Menoreh, serta candi
ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo danSungai Elo di
sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran Kedu
adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung sebagai
'Taman pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.

Candi
berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana
sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya
terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel
relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah
sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72
stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam
posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar
roda dharma).
Monumen
ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat
manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan
sesuai ajaran Buddha.
Tidak
ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan
apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan
perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga
dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan
ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini
sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsaSyailendra
di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan
Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan benar-benar
dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825.
Terdapat
kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu
beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama
Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto
menunjukkan bahwa mereka mungkin awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu
itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di Dataran Kedu. Berdasarkan
Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya memerintahkan
pembangunan bangunan suci Shiwalingga yang dibangun di perbukitan Gunung Wukir,
letaknya hanya 10 km (6.2 mil) sebelah timur dari Borobudur. Candi Buddha
Borobudur dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di
Dataran Prambanan, meskipun demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung
sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebih awal sebelum dimulainya pembangunan
candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M.
Pembangunan
candi-candi Buddha — termasuk Borobudur — saat itu dimungkinkan karena pewaris
Sanjaya, Rakai Panangkaranmemberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun
candi. Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya, Panangkaran menganugerahkan
desa Kalasan kepada sangha (komunitas Buddha), untuk
pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun untuk memuliakan
Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka
tahun 778 Masehi. Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa pada
masyarakat Jawa kuno, agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai
konflik, dengan dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan
mendanai pembangunan candi Buddha, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi diduga
terdapat persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu — wangsa
Syailendra yang menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa — yang
kemudian wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu
Boko. Ketidakjelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan,
candi megah yang dipercaya dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai
jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan Borobudur milik wangsa
Syailendra, akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana toleransi
dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak
Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan.
2.2 Museum Dirgantara
Museum Dirgantara
adalah museum yang digagas oleh TNI AU untuk mengabadikan peristiwa bersejarah
dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks pangkalan udara Adi Sutjipto
Yogyakarta, museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit,
Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin
Noerjadin lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 1978. Museum ini menyimpan
sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah. Sejumlah
pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan
berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:
· Pesawat PBY-5A (Catalina).
· Replika pesawat WEL-I RI-X.
· Pesawat A6M5 Zero Zen buatan Jepang.
· Pesawat pembom B 25 Mitchell, B 26
Invader.
· Helikopter 360 buatan AS.
Museum TNI
AU diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana
Udara Rusmin Nuryadin berkedudukan di Makowilu V Tanah Abang Bukit, Jakarta.
Dengan
pertimbangan antara lain bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahir dan pusat
perjuangan TNI AU periode 1945-1949 serta tempat penggodokan Karbol AAU, maka
pada bulan November 1977 Museum AURI di Jakarta dipindahkan dan diintegrasikan
dengan Museum di Ksatrian AAU di Pangkalan Adisutjipto, Yogyakarta, dan tanggal
29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.

Museum TNI
AU memiliki lebih dari 10.000 koleksi komponen alutsista dan 40 pesawat terbang
dari negara barat sampai timur, serta terdapat koleksi berupa diorama-diorama,
foto-foto, lukisan-lukisan, tanda-tanda kehormatan, dan lain-lain yang disusun
dan ditata berdasar kronologi peristiwa.
(Koleksi pesawat antara lain) Pesawat WEL RI X
merupakan produksi pertama bangsa Indonesia yang dibuat pada tahun 1948 oleh
Biro Rencana dan Konstruksi, Seksi Percobaan Pembuatan Pesawat Terbang,
Magetan, Madiun, dibawah pimpinan Opsir Udara III (Kapten) Wiweko Supomo.
Pesawat ini memakai mesin Harley Davidson 2 Silinder model tahun 1928
Pesawat
Pembom Guntai direbut dari Jepang saat Belanda melancarkan aksi blokade
terhadap dirgantara Indonesia, pesawat buatan tahun 1930 ini dengan
penerbangnya Kadet Mulyono melaksanakan pemboman terhadap kedudukan lawan di
Semarang pada tanggal 29 Juli 1947.
Pesawat
Jet Star merupakan pesawat kepresidenan hadiah dari pemerintah Amerika Serikat
kepada Presiden RI Soekarno, pernah digunakan dalam kunjungan ke beberapa
negara antara lain Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand.
Berbagai
jenis pesawat pemburu, latih, dan angkut periode 1950-1965.
Diorama Sekbang I Taloa, Amerika
Serikat, Sekbang India, Sekbang Andir, dan Sekolah Perwira Teknik Udara.
2.3 Taman Pintar
Sejak
terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi
Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era
tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan
tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan “Taman Pintar”.
Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.
Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.
Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk Pembangunan “Taman Pintar”.
Disebut “Taman Pintar”, karena di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.
Dengan Target Pembangunan Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini, harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka, tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.Bangunan Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung.
Relokasi area mulai dilakukan pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan pembangunan Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo.
Pembangunan Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pembangunan Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Taman
Pintar Yogyakarta (TPY ) adalah salah satu wisata pendidikan atau wisata
edukasi paling banyak di kunjungi di Yogyakarta. Rasanya belum
lengkap bila mengunjungi kota Yogyakarta tidak menyempatkan diri bermain ke Taman
Pintar Yogyakarta
bersama keluarga dan anak-anak. Pada bangunannya menampilkan nuansa modern dan
tradisional yang mempunyai keindahan tersendiri. Taman ini menawarkan wahana
belajar dan rekreasi yang cukup lengkap untuk anak-anak, baik usia pra sekolah
sampai tingkat sekolah menengah. Pada rentang usia tersebut merupakan generasi
penerus yang potensial mendapat pencerahan belajar ilmu dann tekhnologi (iptek)
Taman
Pintar didirikan atas gagasan dari Walikota Yogyakarta Herry Zudianto SE,
Akt, MM yang selanjutnya dibangun diatas tanah seluas 12.000 m2. Wisatawan
yang masuk ke taman ini bisa langsung mencoba dan menyaksikan hasil karya dari
sebuah inovasi dan teknologi dan permainan yang sangat menarik dan banyak
bermuatan edukasi pagi anak-anak.
Terbentuknya
taman pintar Yogyakarta semacam ini sebelumnya terinspirasi dari berdirinya
pusar peragaan iptek yang sudah ada sebelumnya yang berlokasi di Taman Mini
Indonesia Indah Jakarta yang selanjutnya menjadi contoh untuk pengembangan di
daerah lain. Di Yogyakarta dengan Taman Pintarnya, dan di Jawa Timur dengan
Jawa Timur Parknya dan semoga segera menyusul daerah lain untuk membangun
tempat wisata berorientasi pendidikan untuk anak-anak.
Taman
Pintar dibangun mulai bulan Mei 2006 dan setahun kemudian pada tanggal 9 Juni
2007 diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku
Buwono X bersama dua menteri yaitu Menteri Riset dan Tekhnologi ( Menristek ),
Kusmayanto Kadiman, P.h.D dan menteri Pendidikan Nasional ( Mendiknas ), Prof.
Dr. Bambang Sudibyo, MBA.
Taman ini
menawarkan model edukasi atau pembelajaran yang memadukan konsep pendidikan dan
permainan dengan media yang menarik sehingga dapat merangsang keingintahuan
anak dan memancing kreativitas anak terhadap iptek.
Maskot
Taman Pintar yang berupa “ Burung Hantu Memakai Blangkon“. Burung hantu
diartikan sebagai burung yang memiliki kepekaan yang tinggi, sanggup merasakan
dan mempelajari keadaan alam dan lingkungan yang ada disekitarnya. Sedangkan Blangkon
merupakan pakaian adat Yogyakarta untuk menutup kepala laki-laki.
Motto yang
dipakai taman ini diambil dari ajaran Ki Hadjar Dewantara yaitu : 3 N : Niteni
(mengingat/memahami), Nirokake (menirukan) dan Nambahi (mengembangkan). Dalam
relevansinya dengan proses belajar ilmu pengetahuan dan tekhnologi mengacu pada
konsep 3 A yaitu : Adopt, Adapt dan Advance
Taman
Pintar berisi materi yang terbagi menurut kelompok usia dan penekanan materi.
Untuk kelompok usia dibagi lagi menjadi tingkat pra sekolah, taman kanak-kanak,
sekolah dasar sampai sekolah menegah. Sedangkan untuk penekanan materinya
disampaikan dalam bentuk interaksi antara pengunjung dengan materi yang
disampaikan melalui bentuk anjungan yang ada seperti : anjungan pengenalan,
anjungan pengenalan ilmu-ilmu dasar, anjungan permainan dan anjungan penerapan
iptek.
Konsep
pembelajaran yang dipakai pada taman ini garis besarnya bertujuan untuk
meningkatkan mutu penguasaan materi pendidikan yang diberikan di sekolah
ditengah menurunnya minat baca dari masyarakat dan anak-anak pada khususnya.
Dengan model alat peraga, anak-anak akan lebih tertarik untuk mengembangkan
kemampuannya sehingga dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan pola
pikirannya sendiri. Orang tua diharapkan aktif dalam memilih wahana
pembelajaran dan permainan yang sesuai dengan usia anak. Jangan dipaksakan
dalam pembelajaran dengan alat peraga tersebut.
Taman
pintar sebagai kawasan yang terpadu dari berbagai macam wahana belajar dalam
satu lokasi merupakan keistimewaan tersendiri sehingga Taman Pintar ini
sekarang sudah menjadi tempat wisata favorit dan menjadi ikon wisata pendidikan
di Yogyakarta.
Taman
Pintar ini dibangun dengan biaya Rp.53 milyar yang berisi enam zona yang
didalamnya terdapat isi materi antara lain : Gedung Memorabilia, Gedung Kotak
lantai 2, Gedung Oval lantai 2, Gedung oval lantai 1, Gedung Paud barat dan
timur dan Playground Area.
Zona-zona
tersebut mempunyai beberpa wahana tersendiri seperti Taman Bermain, Penjelajah
Kecil, Titian Penemuan, Petualangan Lingkungan, Jembatan Sains, Titian Sains,
Indonesiaku, Tekhnologi canggih dan Populer.
Area untuk
tempat bermain anak-anak sangat luas, seperti di wahana taman bermain anak yang
merupakan ruang publik bagi pengunjung dan berfungsi sebagai ruang tunggu. Di
tempat tersebut anak anak dapat belajar tentang sains seperti cakram warna,
dinding berdendang dan permainan air.
Lokasi Taman
Pintar Yogyakarta
Taman
Pintar berlokasi di Jalan Penembahan Senopati No.3, Yogyakarta. Lokasi ini dahulu digunakan untuk
shooping center yang sekarang dipindah sebelah utara taman ini, bersebelahan
dengan Taman Budaya Yogyakarta.
Akses ke
Taman Pintar Yogyakarta
Untuk
berkunjung ke Taman Pintar dapat dicapai dengan sangat mudah karena letaknya
yang strategis di pinggir jalan pusat kota Yogyakarta.
- Bila anda dari Bandara Adisucipto bisa menggunakan bus Trans Jogja trayek 3B atau 3A menyusuri jalan Malioboro, setelah sekitar 30 menit kemudian sampailah anda di depan Taman Pintar.
- Sedangkan bagi anda yang berangkat dari Terminal Giwangan dapat menggunakan bus kota jalur 4 atau 10 yang melewati Jalan Malioboro yang selanjutnya anda diturunkan di depan Benteng Vredeburg . Dari benteng tersebut wisatawan dapat berjalan ke arah timur menuju Taman Pintar yang terletak tak jauh dari benteng tersebut.
- Bagi wisatawan yang berangkat dari Stasiun Tugu dapat menggunakan becak atau andong yang akan mengantarkan anda ke Taman Pintar.
- Wisatawan yang berangkat dari Stasiun Lempuyangan bisa menggunakan taksi untuk mengantarkan anda sampai ke Taman Pintar.
- Harga Tiket
- Playground Area : Gratis
- Gedung Paud Barat dan Timur, Anak-anak usia 2 – 7 tahun Rp.1.000,-
- Gedung Oval dan Kotak, Anak – anak usia 5 – 18 tahun Rp.5.000,- dan untuk Dewasa Rp. 10.000,- per orang
- Gedung Memorabilia, untuk anak-anak Rp.1.000,- sedangkan Dewasa Rp.2.000.
Fasilitas Taman Pintar Yogyakarta
Di Taman in banyak tersedia berbagai fasilitas pendukung
seperti mushola, laboratorium, perpustakaan, toilet, ruang pertunjukan indor
dan outdoor, kios souvenir, toko buku dan halaman parkir yang cukup memadai.
2.4 Malioboro

Terdapat
beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg
dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan
Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan
kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual
makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para
Seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain
musik, melukis, hapening art, pantomime dan lain-lain disepanjang jalan ini.
Malioboro
adalah nama salah satu jalan di Kota Yogyakarta atau Jogja. Jalan ini sangat
terkenal dan menjadi ikon dari kota Yogyakarta. Nama Malioboro ini berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga. Konon jalan ini memang selalu
dipenuhi dengan bunga saat perayaan-perayaan atau upacara-upacara tertentu.
Di jalan
Malioboro ini masih sangat terasa kekunoannya, karena di sekitar jalan ini
masih berdiri bangunan-bangunan bersejarah pada jaman Belanda, seperti Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Benteng Vredeburg, Monumen Serangan Oemoem Satu
Maret.
Serta ada
pula pasar yang terkenal yakni Pasar Beringharjo. Di kawasan Malioboro ini
terkenal juga dengan pedagang kaki lima. Anda bisa berbelanja aneka produk
kerajinan lokal seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, bermacam tas,
sepatu, sandal dan juga Blangkon yakni topi untuk laki-laki khas daerah Jawa.
Serta barang-barang logam seperti emas, perak dan lainnya.
Lalu saat
malam hari tiba, kawasan ini juga ramai dengan banyaknya lapak-lapak lesehan
yang menjajakan berbagai macam makanan. Di sini anda bisa mencoba makanan khas
Yogyakarta yakni Gudeg Jogja dan pecel Jogja. Selain itu, ada juga makanan
lainnya seperti seafood yang tak kalah nikmatnya. Di Malioboro ini juga
terkenal dengan tempat berkumpulnya para seniman Jogja yang sering
mengekspresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, pantomim dan
lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dengan
adanya pembuatan karya tulis ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami
jadikan bekal untuk kedepannya. Serta dalam pembuatan karya tulis ini membuat
kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang telah kami
terima.
Dan dari
beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa
objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada
pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di
bidang pendidikan, dan kebudayaan.
Masing-masing
objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap
objek mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.
3.2
Saran
Saran
yang kami berikan adalah Menambah waktu kunjungan disetiap objek wisata,
sehingga siswa mendapatkan data-data yang lebih lengkap dan tidak merasa
terburu-buru
DAFTAR PUSTAKA
http://djogdjamedia.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-singkat-jalan
LAMPIRAN



